Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan
yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana
disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa:planning may
be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and
develop course of action designed to accomplish these objective.Sedangkan T.
Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”
Pengertian Perencanaan
Dalam proses manajemen, yang menjadi
titik awalnya adalah perencanaan. Jadi perencanaan sebagai awal kita melakukan
proses manajemen sebelum kita melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan.
Menurut George R. Terry perencanaan
adalah: “planning is the selecting and relating of fact and the making and
using of assumption regarding the future in the visualization and formulating
of proposed activities believed necessary to achieve desired result”.
Dalam pengertian tersebut bisa kita
simpulkan antara lain:
1. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan
keterangan kongkret.
2. Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran,
imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
3. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan
apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada intinya perencanaan dibuat sebagai
upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah
organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut
dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
1. Batasan Perencanaan
Menurut Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is to be done. Sedangkan menurut A.Allen planning is the determination of a course of action to achieve a desired result. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa ( what ) siapa ( Who ) kapan (When) dimana ( When ) mengapa ( why ) dan bagaimana ( How ) jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan.
2. Unsur Perencanaan
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
3. Proses Pembuatan Rencana
1. Menetapkan tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
2. Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang tersedia memberikan perencanaanmembuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4. Membuat sintesa Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
4. Siapa Saja Yang Membuat Rencana
1. Menetapkan tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
2. Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang tersedia memberikan perencanaanmembuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4. Membuat sintesa Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
4. Siapa Saja Yang Membuat Rencana
1. Panitia Perencanaan Panitia ini terdiri dari beberapa unsure yang mewakili beberapa pihak, yang masing-masing membawakan misinya untuk menghasilkan suatu rencana, dengan harapan rencana yang dibuat akan lebih baik.
2. Bagian Perencanaan Seringkali tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ini merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas khusus membuat rencana. Jadi disini tidak ada unsur perwakilan yang mewakili suatu bagian dalam organisasi.
3. Tenaga Staf Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok fungsional yaitu : – Pelaksana, tidak disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung menangani pekerjaan – Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung menghasilkan barang atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk kemudian merencanakan sesuatu guna.
5. Bentuk-bentuk Perencanaan
1.
Recana Global (Global Plan) Analisa penyusunan recana global terdiri atas:
– Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan –
Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan.
– Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi – Treath
yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi
2.
Rencana Stategik (Strategic Plan) Bagian dari rencana global yang lebih
terperinci. Dimana dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk
mencapai rencana global, dimensi waktunya adalang jangka panjang. Dalam
pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai
terlebih dahulu. Merupakan proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alas an
penggunaan perencanaan strategic ini yaitu :
- Memberikan
kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan
dilakukan
- Mempermudah
pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
- Titik
permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi
3. Rencana Operasional ( Operational Plan ) Rencana ini meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek. –
Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan
lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali
pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam suatu
perusahaan. – Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan
standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih
dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
4. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan
keterangan kongkret.
5. Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran,
imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
6. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan
apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada intinya perencanaan dibuat sebagai
upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah
organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut
dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
Empat Tahap Dasar Perencanaan
Semua kegiatan
perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau
serangkaian tujuan.
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau
kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas,
organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya
secara tidak efektif.
Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat
ini.
Pemahaman akan
posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber
daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting,
karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan
informasi-terutama keuangan dan data statistik yang
didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.
Tahap 3 : Mengidentifikasi segala
kemudahan dan hambatan.
Segala kekuatan
dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk
mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu
diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun
sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang
mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Tahap terakhir
dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagaialternatif kegiatan
untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan
alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Perencanaan Operasional
Perencanaan
operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai fokus yang lebih
sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun) dan melibatkan
manajemen tingkat bawah.
Perencanaan Strategis
Perencanaan
strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5 tahun) untuk mencapai
tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah organisasi secara keseluruhan.
Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum yang menggambarkan
alokasi sumberdaya, prioritas, dan langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak.
Faktor Waktu dan Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu
fungsi dari manajemen atau pengelolaan termasuk pengelolaan komunikasi, baik
ditinjau dari segi proses, bentuk maupun komponen-komponen atau unsur-unsur.
Dari sudut proses, pengelolaan mencakup
unsur-unsur dalam manajemen, baik secara lengkap maupun secara sederhana. Secara
lengkap unsur-unsur tersebut terdiri dari penelitian pengembangan (litbang);
perencanaan; pengorganisasian; pelaksanaan/ pengkomunikasian;
monitoring/pengawasan; dan penilaian. Secara singkat unsur tersebut dikenal
dengan POAC (Planning Organizing, Actuating dan Controlling). Setiap unsur
harus mampu didefinisikan baik secara logis maupun akademis. Dari masing-masing
definisi setiap unsur/komponen tidak boleh tumpang tindih. Proses pengelolaan,
bisa berbentuk lingkaran (cycle) termasuk proses komunikasi.
Dari sudut objek, perencanaan memerlukan
faktor-faktor untuk pelaksanaannya, yaitu man, money, material, dan method
untuk mencapai tujuan.
Di samping faktor proses dan objek juga harus diperhatikan
komponen-komponen dalam proses komunikasi, seperti komunikator, pesan, media,
komunikan, efek, feed back, tujuan, dan lingkungan yang turut mempengaruhinya.
Konsep Dasar Perencanaan terutama yang
menyangkut pengertian merupakan langkah yang strategis di dalam menguasai
konsep-konsep serta indikator-indikator dari perencanaan itu sendiri.
Perencanaan merupakan proses karya yang
berkesinambungan sampai pada tahap pelaksanaan dan bahkan sampai pada tahap
evaluasi. Seorang perencana selalu berusaha mengorganisasikan sumber-sumber
atau faktor-faktor, seperti orang, material, dana dalam proses pengerjaan suatu
kegiatan. Perencanaan juga merupakan langkah kedua dalam pengelolaan kegiatan
setelah mengidentifikasi masalah-masalah, baik dari hasil penelitian maupun
dari pengumpulan data yang sederhana.
Kurangnya berfikir strategis dan tidak
mantapnya perencanaan dalam kegiatan komunikasi akan menimbulkan kontroversi
daripada memecahkan masalah. Dalam perencanaan, sering berkaitan dengan istilah
goal dan objective di samping meliputi pendekatan-pendekatan dan strategi yang
harus diadakan.
Proses perencanaan melibatkan berbagai
unsur di antaranya menurut Harold Koontz adalah menentukan tujuan, menetapkan
premis-premis serta mencari dan menyelidiki berbagai kemungkinan rangkaian
tindakan yang diambil.
Dalam penilaian tiap-tiap kemungkinan
yang diselidiki berdasarkan pertimbangan untung rugi serta faktor-faktor yang
akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Harus disadari bahwa perencanaan
banyak menghadapi faktor-faktor yang tidak pasti dan berubah-ubah sehingga penilaian
terhadap kemungkinan tersebut sangat sulit untuk dilakukan.
Adapun unsur-unsur perencanaan adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan.
2. Policy.
3. Prosedur.
4. Progress (kemajuan).
5. Program.
Fungsi dan manfaat perencanaan dalam
dunia modern semakin mendapat tempat yang paling penting karena di samping
nilai manfaat juga fungsinya pun semakin dirasakan. Manfaat dan fungsi
perencanaan dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Perencanaan itu penting karena di dalamnya memuat garis-garis tujuan baik
yang berjangka panjang ataupun pendek serta digariskan pula apa saja yang harus
dilakukan agar tercapai tujuan-tujuan tersebut.
2. Perencanaan berfungsi sebagai petunjuk (guide) bagi semua anggota
organisasi.
3. Perencanaan merupakan proses yang terus-menerus.
4. Perencanaan berfungsi sebagai alat pengendali.
5. Perencanaan yang baik menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia
secara efektif dan efisien.
Faktor waktu mempunyai pengaruh sangat
besar terhadap perencanaan dalam tiga hal yaitu :
1. Waktu
sangat diperlukan untuk melaksanaakan perencanaan efektif
2. Waktu
sering di perlukan setiap langkah perencanaan tanpa informasi lengkap tentang
variabel-variabel dan alternatif-alternatif,karena waktu diperlukan untuk
mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3. Jumlah
waktu yang akan dicakup dalam rencan harus dipertimbangkan.
Factor waktu lainnya yang mempengaruhi
perencanaan adalah seberapa sering rencana-rencana harus ditinjau kembali dan
diperbaiki..ini tergantung sumber daya yang tersedia dan drajat ketetapan
perencanaan manajemen.
Waktu perkiraan akan menjadi masukan
penting sebagai teknik lainnya digunakan untuk mengatur struktur dan semua
proyek. Menggunakan teknik estimasi waktu yang baik dapat mengurangi
proyek-proyek besar ke sejumlah proyek-proyek kecil.
B. Penerapan Tujuan
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan
banyak tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan
baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan
dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja
sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa
rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
C. Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci
kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer
melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan
sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses
perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,
sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakna
setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan
manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas
keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari pemecahan masalah ( problem solving). Dipihak lain, banyak penulis dan manajer menggunakan istilah “pembuatan keputusan dan pemecahan masalah” sebagai istilah yang dapat dipertukarkan, dan dalam bab ini akan digunakan istilah pembuatan keputusan yang mencakup artian keduanya.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari pemecahan masalah ( problem solving). Dipihak lain, banyak penulis dan manajer menggunakan istilah “pembuatan keputusan dan pemecahan masalah” sebagai istilah yang dapat dipertukarkan, dan dalam bab ini akan digunakan istilah pembuatan keputusan yang mencakup artian keduanya.
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas
utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making)
diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan
(decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :
G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :
G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Daftar Pustaka :
Link : (http://shintaemotion1.ngeblogs.com/faktor-waktu-dan-perencanaan/)
Link : (http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan)
Link : (http://pembuatan-keputusan.blogspot.com/)
Link : (http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan)
Link : (http://pembuatan-keputusan.blogspot.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar